Landasan Pendidikan, habiebiemustofa.blogspot.com
TUGAS
DASAR-DASAR
ILMU PENDIDIKAN
Tentang
LANDASAN
PENDIDIKAN
NAMA : M. HABIBI MUSTOFA
NIM/BP : 1306504/2013
JURUSAN :PEND.
TEKNIK OTOMOTIF (S1)
FAKULTAS :
FAKULTAS TEKNIK
KODE DOSEN :
1801
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
Tahun 2013
LANDASAN PENDIDIKAN
1. Landasan
Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari
pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap
hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan
tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme,
Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab
pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran
pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran,
keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat
yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang
pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan
tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab
filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
5. Eksistensialis
Filsafat pendidikan Eksistensialis
berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah eksistensi atau adanya
individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia ini tidak punya tujuan
dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan
menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis
Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan
bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan
Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan
hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan
Sosiologis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan
perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan
merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial
di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi
pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan
dengan aspek masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada
perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam
komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial
lain di dalam komunitasnya.
b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan
Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia
dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut
sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan
komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk
menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal
menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur
sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan
lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4
nonpenataran)
3. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti
melandasi atau mendasari atau titik tolak.Sementara itu kata hukum dapat
dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah
disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai
dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku
sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan
tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.
a. Pendidikan
menurut Undang-Undang 1945
Undang – Undang Dasar 1945
adalah merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Pasal – pasal yang bertalian
dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal
31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu menceritakan
tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap warga Negara berhak
mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar
berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia yang diatur
dengan Undang – Undang.
b.
Undang-Undang
RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
Tidak semua
pasal akan dibahas dalam makalah ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal penting
terutama yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai acuan untuk
mengembangkan pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 7. Ayat
2 berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar
pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 45. Undang – undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada kebudayaan
nasional yang berdasarkan pada pancasila dan Undang – Undang dasar 1945, yang
selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini berarti teori – teori
pendidikan dan praktek – praktek pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak
boleh tidak haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal 1
Ayat 7 berbunyi : Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi
tenaga kependidikan adalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan
tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga kependidikan mencakup
tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga pendidikan, penilik/pengawas,
peneliti, dan pengembang pendidikan, pustakawan, laporan, dan teknisi sumber
belajar.”
4. Landasan
Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan
jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha
melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga
terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan
tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi
kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan
transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan
keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem
Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan
kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud
dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah
dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
5. Landasan
Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan
prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta
didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci
keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis
sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin
memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki
kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang
pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta
tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai
Landasan Psikologis
Pemahaman
tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami
peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
6. Landasan
Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak
cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai
bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian
yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya
berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar
IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan
Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil
pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada
permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur
sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar
sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil
perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat.
7. Landasan
Sejarah
Sejarah adalah keadaan masa lampau
dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang dapat didasari oleh konsep –
konsep tertentu. Sejarah pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia sudah
ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia
juga cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno, kemudian
diteruskan dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama
Islam, pendidikan pada zaman kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang
merintis kemerdekaan ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan,
yang berjuang melalui pendidikan. Mereka membina anak-anak dan para pemuda
melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya
yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu adalah Mohamad
Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM MKDK, 1990). Mohamad
Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School di Sumatera
Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam,
sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud ulama Syafei adalah mendidik
anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang
merdeka. Tokoh pendidik nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar
Dewantara yang mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode
pendidikannya diringkas ke dalam empat keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca
Darma, Adat Istiadat, dan semboyan atau perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan
pada Tahun 1922, yang sebagian besar merupakan asas perjuangan untuk menentang
penjajah Belanda pada waktu itu. Tokoh ketiga adalah Ahmad Dahlan yang
mendirikan organisasi Agama Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian
berkembang menjadi pendidikan Agama Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian
besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri
seperti berikut (TIM MKDK, 1990). Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan
mewujudkan orang-orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri
sendiri, dan berguna bagi masyarakat serta Negara.
Ada lima
butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu :
1.
Perubahan
cara berfikir
2.
Kemasyarakatan
3.
Aktivitas
4.
Kreativitas
5.
Optimisme
Sejarah pendidikan merupakan bahan
pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa. Umur sejarah pendidikan
dunia dimulai dari zaman Hellenisme (150-500 SM), zaman Humanisme atau
Renaissance, dan zaman reformasi dan kontra reformasi (1600-an). Namun pada
zaman ini belum banyak memberikan kontribusinya kepada pendidikan zaman
sekarang.
Gerakan pendidikan yang sangat
pengaruh terhadap pendidikan saat ini adalah
1. Paham
Realisme
Pada masa ini pendidikan diarahkan
kepada kehidupan dunia dan bersumber dari keadaan di dunia pula. Gerakan ini
didorong oleh berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan alam, seperti
penemuan-penemuan baru dalam ilmu falak tentang planet-planet dan bumi
mengitari matahari serta penemuan-penemuan daerah baru dalam mengelilingi
dunia. Tokoh dalam gerakan pendidikan ini adalah Francis Bacon (abad 17) dan
Johann Amos Comenius.
2. Paham
Rasionalisme
Paham ini dipelopori oleh John Locke
(abad 18). Aliran ini bertujuan memberikan kekuasaan bagi manusia untuk
berpikir sendiri dan bertindak untuk dirinya. Karena itu latihan-latihan sangat
diperlukan untuk memperkuat akal dan rasio. Keyakinan mereka adalah akal
merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan adalah sebagai hasil pengolahan
akal. Teori yang terkenal adalah teori Tabularasa atau a blank sheet of
paper. Mendidik adalah menulisi kertas putih itu. Manusia tidak mewarisi
pengetahuan tetapi membentuk pengetahuannya sendiri.
3. Paham
Naturalis
Aliran naturalis muncul sebagai
akibat dari reaksi terhadap aliran rasionalis. Tokoh pendirinya adalah J.J.
Rousseau. Naturalisme menentang kehidupan yang tidak wajar sebagai akibat dari
rasionalisme, seperti gaya hidup yang diperhalus, cara hidup yang dibuat-buat,
sampai dengan korupsi. Anak-anak dipandang sebagai orang dewasa yang kecil.
Naturalisme menginginkan keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati.
4. Paham
Developmentalis
Aliran ini berkembang pada abad
ke-19. aliran ini memandang bahwa proses pendidikan sebagai suatu proses
perkembangan jiwa. Pendidikan adalah suatu proses perkembangan yang berlangsung
dalam setiap individu. Tokoh-tokohnya antara lain Pestalozzi, Johann Frederich
Herbart, Friedrich Wilhelm Froebel dan Stanley Hall (Pidarta, 1997 : 115)
5. Paham
Nasionalisme
Paham ini muncul sebagai upaya
membentuk patriot-patriot bangsa, mempertahankan bangsa dari imperealis, antara
lain perang-perang yang dilakukan oleh kaisar Napoleon. Tokoh-tokohnya antara
lain : La Chalotais, Fichte, Jefferson.
6. Paham
Liberalisme dan Positivisme
Aliran ini dibuktikan dengan
munculnya sekolah-sekolah yang dipakai alat untuk memperkuat kedudukan penguasa
pemerintahan tokohnya Adam Smith. Aliran positivisme dengan tokohnya Auguste
Comte, mereka percaya kepada kebenaran yang dapat diamati oleh pancaindera.
Akibatnya kepercayaan terhadap agama semakin lemah.
7. Paham
Sosial
Muncul sebagai reaksi terhadap
aliran liberalisme, positivisme dan individualisme. Tokohnya adalah Paul Natorp
dan George Kerschensteiner, serta John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa
masyarakat mempunyai arti yang lebih esensial daripada individu.
9.
Landasan Ekonomi
Landasan Ekonomi pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah ekonomi yang dijadikan titik
tolak dalam pendidikan. Contoh: “Kalkulasi ekonomi selalu berkenaan dengan
modal, produksi, distribusi, persaingan, untung/laba dan rugi’’. Implikasinya,
pendidikan dipandang sebagai penanaman modal pada diri manusia (human
investment) untuk mempertinggi mutu tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan
produksi. Selain itu, pemilihan sekolah atau jurusan oleh seseorang akan
ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan biaya/modal yang dimilikinya,
prospek pekerjaan serta gaji yang mungkin diperolehnya setelah lulus dan
bekerja. Jika sekolah ingin laku (banyak memperoleh siswa), maka harus
mempunyai daya saing tinggi dalam hal prestasi.
Add My Facebook at : Habiebie mustofa OtObblliittzzeerr
Follow My Twetter : @Habibz_puteraBSM
E-Mail : habiebiemustofa94@gmail.com
Sekian... Semoga Bermanfaat :)
(Nanda, Habibi, Deka) Lubuk Tempurung, PADANG |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar