UNIVERSITAS
NEGE RI PADANG
TUGAS
DASAR-DASAR
ILMU PENDIDIKAN
NAMA : M. HABIBI MUSTOFA
NIM/BP : 1306504/2013
JURUSAN :PEND.
TEKNIK OTOMOTIF (S1)
FAKULTAS :
FAKULTAS TEKNIK
KODE DOSEN :
1801
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati
generasi. Kehidupan suatu bangsa erat
sekali kaitannya dengan tingkat pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar
mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi
juga diharapkan dapat mengubah dan mengembangkan pengetahuan.
Pendidikan bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal, tetapi
harus dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan kemahiran yang akan
datang, dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan cepat supaya dapat dikuasai
oleh anak didik.
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk
membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat
bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga
negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik
penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami oleh anak,
maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak
dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialaminya
dalam setiap periode perkembangan. Dengan kata lain, pendidikan dipandang
mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan
anak.
Branata (1988) mengungkapkan bahwa Pendidikan ialah usaha yang sengaja
diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak dalam
perkembangannya mencapai kedewasaan. Pendapat diatas seajalan dengan pendapat
Purwanto (1987 :11) yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah pimpinan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat.
Kleis (1974) memberikan batasan umum bahwa :
”pendidikan adalah pengalaman yang dengan pengalaman
itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami seseuatu yang sebelumnya
tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi antara
seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses
perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu
menghasilkan perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok
dalam lingkungannya”.
Proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (penalaran,
penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan kompetensi
(keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan secara
sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk
berbuat atau merespon sesuatu rangsangan (stimuli).
Orang yakin dan percaya untuk menanggulangi kemiskinan, cara utama adalah
dengan memperbesar jumlah penduduk yang bersekolah dan terdidik dengan baik.
Dengan kata lain, pendidikan dipandang sebagai jalan menuju kemakmuran.
Manusia dilahirkan dalam keadaan yang tidak berdaya sama sekali. Dia sangat
membutuhkan bantuan yang penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya,
terutama ibunya, supaya dia dapat hidup terus dengan sempurna, jasmani dan
rohani. Orang tualah yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap
pendidikan anaknya. Dalam ilmu jiwa dikenal dengan istilah pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu supaya anak sempurna dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Pertumbuhan ialah perubahan-perubahan yang terjadi pada jasmani; bertambah
besar dan tinggi. Perkembangan lebih luas dari pertunbuhan ialah
perubahan-perubahan yang terjadi pada rohani dan jasmaniah. Dengan kata lain,
perkembangan merupakan suatu rentetan perubahan yang sifatnya menyeluruh dalam
interaksi anak dan lingkungannya.
Oleh karena itu Idris (1982:10) mengemukakan bahwa :
”Pendidikan adalah serangkaian kegiatan
komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik yang
secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memebrikan bantuan
terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan
potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung
jawab. Potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral,
pengetahuan, dan keterampilan.”
PENGERTIAN ILMU PENDIDIKAN
Perkembangan pemikiran manusia dalam
memberikan batasan tentang makna dan pengertian pendidikan, setiap saat selalu
menunjukkan adanya perubahan. Perubahan itu didasarkan atas berbagai temuan dan
perubahan di lapangan yang berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen
sistem pendidikan yang ada. Berkembangnya pola pikir para ahli pendidikan,
pengelola pendidikan dan pengamat pendidikan yang membuahkan teori-teori baru.
Kemajuan alat teknologi turut andil dalam mewarnai perubahan makna dan pengertian
pendidikan tersebut. Pada saat yang sama, proses pembelajaran dan pendidikan
selalu eksis dan terus berlangsung. Karena itu, bisa jadi pandangan seseorang
tentang makna atau pengertian pendidikan yang dianut oleh suatu negara
tertentu, pada saat yang berbeda dan di tempat yang berbeda makna dan
pengertian pendidikan itu justru tidak relevan. Namun demikian, selama belum
ada teori dan temuan baru tentang makna dan pengertian pendidikan, maka teori
dan temuan yang telah ada masih relevan untuk dimanfaatkan sebagai acauan.
Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang
dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan yang masing-masing memiliki
arti dan makna tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka disebutkan, bahwa Ilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Senada dengan Nur Ubiyati yang
mengemukakan, bahwa Ilmu ialah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah.
Ada lagi yang mengemukakan, bahwa Ilmu adalah suatu uraian yang tersusun
dengan lengkap tentang salah satu dari keberadaan. Uraian tersebut adalah
tentang segi-segi dari keberadaan tertentu. Segi-segi ini saling berkait,
mempunyai hubungan sebab akibat, tersusun logis dan diperoleh melalui cara atau
metode tertentu.
Endang Saifuddin Anshari, mengatakan
bahwa Ilmu berasal dari kata bahasa Arab “‘Alima” yang memiliki
pengertian “Tahu”. Dan dalam bahasa Inggris dan Perancis disebut dengan
“Science”, dalam bahasa Jerman “Wissenscaft” dan dalam bahasa
Belanda “Wetenschap”. Yang kesemuanya sama memiliki arti “tahu”.
“Science” berasal “scio, scire (bahasa Latin) yang berarti
“tahu”. Jadi, baik “ilmu” maupun “science” secara etimologis
berarti “pengetahuan”. Namun, secara terminologis “ilmu”
dan “science” itu semacan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri,
tanda-tanda dan syarat-syarat yang khas. Jadi, ilmu adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri,
tanda dan syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, umum dan
kumulatif, lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal
yang distudinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan pemikiran dan
penginderaan manusia.
Mohammad Hatta menjelaskan, bahwa
tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal
dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya
tampak dari luar, maupun menurutnya bangunnya dari dalam.
Prof. Drs. Harsoyo menjelaskan,
bahwa ilmu itu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan, juga
merupakan pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia
empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh panca indera manusia. Dan merupakan suatu cara menganalisa
yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam
bentuk “jika …., Maka … “.
Berdasarkan uraian di atas, maka
bisa diambil suatu kesimpulan bahwa ilmu adalah usaha pemahaman manusia
yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur, pembagian,
bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki (alam, manusia
dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu penginderaan
manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental
Sedangkan arti Pendidikan,
adalah merupakan proses upaya meningkatkan nilai peradaban individu atau
masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi suatu keadaan yang lebih baik.
Serta dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab I Pasal 1 dikemukakan, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar
dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Sedangkan dalam dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1994) Kata Pendidikan diartikan sebagai proses
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka menjelaskan, bahwa
kata Pendidikan berasal dari kata dasar didik, yang artinya memelihara
dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran. Sedangkan arti dari Pendidikan adalah Proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, dan perbuatan
mendidik.
Menurut Redja Mudyahardjo, bahwa Ilmu
Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan
yang diperoleh melalui riset. Oleh karena pengetahuan yang dihasilkan riset
tersebut disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan, maka Ilmu Pendidikan
dapat pula dibataskan sebagai sebuah sistem konsep pendidikan yang dihasilkan
melalui riset. Dengan mengutip May Brodbeck dalam Ligic and
scientific Method in research, yang dimuat dalam Handbook of Research on
teaching, yang menjelaskan bahwa setiap ilmu berisi sejumlah besar istilah
yang disebut konsep, yang tidak lain merupakan apa yang kita pikirkan
berdasarkan pengalaman. Sehingga unsur yang menjadi isi setiap ilmu termasuk
Ilmu Pendidikan adalah konsep. Keseluruhan konsep yang menjadi isi
sebuah ilmu ditata secara sistematis menjadi suatu kesatuan. Sekelompok konsep
yang berkenaan dengan sekelompok hal, yang merupakan satu kesatuan disebut
skema konseptual. Dan setiap ilmu termasuk Ilmu Pendidikan, terbentuk dari
beberapa skema konseptual yang merupakan bagian-bagian atau komponen-komponen
isi ilmu. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa organisasi isi Ilmu Pendidikan,
sebagai sebuah sistem konsep, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa
konsep-konsep tentang variabel-variabel pendidikan, dan bagian-bagian yang
berupa skema-skema konseptual tentang komponen-komponen pendidikan.
Menurut Ngalim Purwanto, bahwa ada
dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu Paedagogie dan Paedagogiek.
Paedagogie artinya pendidikan sedangkan Paedagogiek adalah
ilmu pendidikan. Paedagogiek atau ilmu pendidikan ialah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan
mendidik. Paedagogiek berasal dari bahasa Yunani, yakni Paedagogia
yang berarti ‘pergaulan dengan anak-anak’. Sedangkan Paedagogos
ialah ‘orang yang menjadi pelayan atau bujang pada zaman Yunani Kuno yang
pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah’. Selain
itu juga, di rumah anak-anak tersebut paedagogos selalu mengawasi dan
menjaga mereka. Jadi, pendidikan pada zaman Yunani Kuno diserahkan pada paedagogos.
Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing,
memimpin). Perkataan paedagogos yang mulanya berarti ‘rendah’
(pelayan, bujang), sekarang dipakai untuk pekerjaan mulia. Paedagoog
(pendidik atau ahli didik) ialah seseorang yang tugasnya membimbing anak
dalam pertumbuhanya agar dapat berdiri sendiri.
Hal ini senada dengan Taqiyudin M.
Yang menjelaskan, bahwa di lingkungan Yunani Kuno, terdapat dua kata yang
memiliki fungsi yang berbeda, yakni Paedagogie dan Andragogi.
Kata Paedagogie pada awalnya berarti “Pergaulan bersama anak-anak”.
Arti ini bermula dari cerita yang berkembang bahwa konon, di lingkungan
masyarakat Yunani Kuno terdapat seseorang atau sekelompok orang yang pekerjaan
utamanya adalah mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Karena setiap hari
mereka bertemu dan bergaul dengan anak majikannya itu, sehingga mereka makin
tahu dan memahami sifat, sikap dan karakter anak yang diantar jemputnya itu.
Bahkan pergaulan mereka tidak hanya pada saat-saat antar jemput saja, melainkan
ketika mereka di rumah majikannya pun ditugasi untuk membimbing dan mengawasi
anak-anak majikannya. Hasil dari pengetahuan dan pemahaman terhadap sikap,
sifat dan karakter anak majikannya itu, lama kelamaan mereka jadi dekat dan
cenderung menjadi orang tua kedua (second parent) baik di sekolah maupun di
rumah. Sehingga mereka lebih tahu tentang kemampuan, kemauan dan bakat
‘anaknya’ itu. Bekal inilah kemudian menjadikan tugas mereka semakin
banyak, yaitu antar jemput, mengawasi, membimbing dan membelajari apa yang
belum diketahui oleh anak majikannya. Sehingga sebutan bagi mereka yang dekat
dengan anak-anak dan mengetahui banyak tentang dunia anak dalam bahasa Yunani
kuno disebut agogos.
Lebih lanjut Taqiyudin M.
menjelaskan, bahwa kata Paedagogos terdiri dari dua kata, yakni ‘paedos’
yang berarti ‘anak’ dan ‘agoge’ yang berarti ‘saya membimbing’. Karena itulah
sehingga sistem pendidikan bagi anak-anak pada jaman Yunani Kuno ditangani oleh
para paedagog. Perkembangan berikutnya, pekerjaan para paedagog
ini tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak, tetapi bermanfaat juga bagi orang
dewasa yang telah lanjut usia (adult). Dalam bahasa Yunani Kuno, orang
lanjut usia (lansia) disebut andra. Dan bagi lansia yang mendapat
bimbingan dari paedagog disebut andragogos yang berarti “pembimbingan
yang diberikan kepad orang dewasa”. Baik kata paedagogos maupun andragogos,
keduanya semakna dengan kata education dalam bahasa Inggris yang berarti
memberi peningkatan (to give rise to) dan mengembangkan (to develop). Kata education dalam
arti sempit adalah ‘suatu bentuk
proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan’.
Wasti Sumanto dan Hendyat Soetopo
dengan mengutip pendapat Crow&Crow menjelaskan, bahwa pendidikan adalah proses pengalaman yang
memberikan pengertian, pandangan (insight) dan penyesuaian bagi
seseorang yang menyebabkan ia menjadi semakin berkembang.
Dan menurut Good V. Carter dalam
bukunya ‘Dictionary of Education’
menjelaskan, bahwa Pendidikan
adalah:
“The Aggragate of all the
process by mean of wich a person develops abilities, attitudas and other from
of behavior of positive value in society in wich he lives” (Kumpulan dari semua
proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan
bentuk-bentuk perilaku yang bernilai positif di dalam masyarakat dimana ia
hidup). Dan pada
bagian lain di katakan, bahwa Pendidikan
itu adalah: “The social process by
wich people are subjected to the influence of a selected and controlled
envirenment, so that they may attain social competence and optimum individual
development”. (Proses sosial ketika seseorang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka dapat memperoleh
kemampuan sosial dan perkembangan individu secara optimal”.
Andrias Harefa dengan mengutip
perkataan Pater Drost, yang mengatakan, bahwa pendidikan kata Latin untuk
mendidik adalah educare yang berasal dari kata e-ducare yang
berarti menggiring ke luar. Jadi, educare dapat diartikan sebagai usaha
pemuliaan. Jadi, pemuliaan manusia atau pembentukan manusia. Maka proses
pendidikan sebagai proses pembentukan yang berbentuk proses informal. Tidak ada
pendidikan formal, karena itu tidak ada pendidikan formal, karena itu tidak
mungkin. Seluruh proses pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda hanya
mungkin lewat interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda
itu. Jadi, kesimpulan yang paling mendasar, ialah bahwa lembaga pertama dan
utama pembentukan dan pendidikan adalah keluarga. Dan salah satu bantuan yang
diberikan kepada orang tua oleh masyarakat adalah pembentukan manusia
muda pada bidang intelektual. Dan proses pembentuan ini berlangsung dalam
lembaga yang disebut sekolah. Yang didalamnya terdapat proses kegiatan belajar
mengajar atau dengan kata lain pembiasaan atau pembelajaran. Yang pembelajaran
itu membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya.
Selain itu juga, banyak pakar
pendidikan yang menjelaskan pengertian Pendidikan diantaranya ada yang
menjelaskan, bahwa pendidikan itu adalah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Senada juga dengan pendapat
bahwa pada umumnya pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pendidikan juga
bisa disebut sebagai usaha manusia
untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
Berdasarkan uraian di atas, maka
bisa diambil suatu pemahaman, bahwa Pendidikan
itu adalah suatu proses bantuan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya, dan sebagai usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk
kehidupan yang bermakna. Atau juga bisa diartikan suatu usaha yang dilakukan
orang dewasa dalam situasi pergaulan dengan anak-anak melalui proses perubahan
yang dialami anak-anak dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan perubahan
itu meliputi pemikiran (kognitif), perasaan (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
Jadi, Ilmu pendidikan adalah suatu
kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai
metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan
tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
PERANAN DAN KEDUDUKAN ILMU PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
1. PERANAN ILMU
PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan mempunyai Peranan sebagai perantara dalam membentuk masyarakat
yang mempunyai landasan individual, sosial dan nsurei dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pada skala mikro pendidikan bagi individu dan kelompok kecil
beralngsung dalam skala nsurei tebatas seperti antara nsurei sahabat, antara
seorang guru dengan satu atau sekelompok kecil siswanya, serta dalam keluarga
antara suami dan isteri, antara orang tua dan anak serta anak lainnya.
Pendidikan dalam skala mikro diperlukan agar manusia sebagai individu
berkembang semua potensinya dalam arti perangkat pembawaanya yang baik dengan
lengkap.
Pendidikan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional dan Penyelenggaraan
pendidikan.Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan diselenggarakan
secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
sistem terbuka dan multimakna. Pendidikan sistem terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian
program lintas satuan dan jalur pendidikan. Pendidikan multimakna: proses
pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan,
pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.
2.
KEDUDUKAN ILMU PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:
Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:
a. Empiris, karena
objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
b. Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya.
c. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.
d. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu.
e. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain dalam penyelenggaraan pendidikan. Ilmu pendidikan ialah suatu llmu pengetahuan yang membahas masalah yamg berhubungan dengan pendidikan, sedangkan, definisi yang terpenting dari suatu pendidikan itu sendiri yaitu:
Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi.
Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisakan sesuatu - termasuk pendidikannya.
Meningkatkan kedewasaan individu.
Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dari negara lain.
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada pendidikan
Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik, teratur untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang pendidikan.
Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori pendidikan.
SIFAT-SIFAT ILMU PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan di dalam sistematika ilmu pengetahuan, maka ilmu pendidikan juga dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah – masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Sebagai mana setiap ilmu mempunyai sifat masing-masing begitu juga dengan ilmu pendidikan.
Sifat ilmu pendidikan diantaranya adalah ilmu pendidikan sebagai Ilmu Normatif dan ilmu pendidikan sebagai Ilmu Teoritis dan Praktis:
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Normatif
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan di dalam sewa pikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam satu system pendidikan yang biasa disebut Ilmu Mendidik Teoritis.
Terdapat hubungan antara ilmu mendidik teoritis, sistematis dan histories. Apa sajakah yang dapat disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori pendidikan maupun praktik pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik histories, akan tetapi ilmu mendidik histories juga memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara ilmu mendidik histories dan ilmu mendidik praktis. Seorang maha guru ilmu mendidik JM. Guning berkata : teori tanpa praktek adalah baik pada human cerdik cendikiawan dan praktek tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan penjahat – penjahat namun alangkah lebih sempurnanya ilmu pendidikan itu dilakukan dengan cara teori dan praktek secara bersama-sama.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan pemikiran yang teoritis , adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik- kritik sumbangan pemikiran dari para ahli/ orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan kritik saran dari orang lain, yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori.
b. Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya.
c. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.
d. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu.
e. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain dalam penyelenggaraan pendidikan. Ilmu pendidikan ialah suatu llmu pengetahuan yang membahas masalah yamg berhubungan dengan pendidikan, sedangkan, definisi yang terpenting dari suatu pendidikan itu sendiri yaitu:
Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi.
Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisakan sesuatu - termasuk pendidikannya.
Meningkatkan kedewasaan individu.
Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dari negara lain.
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada pendidikan
Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik, teratur untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang pendidikan.
Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori pendidikan.
SIFAT-SIFAT ILMU PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan di dalam sistematika ilmu pengetahuan, maka ilmu pendidikan juga dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah – masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Sebagai mana setiap ilmu mempunyai sifat masing-masing begitu juga dengan ilmu pendidikan.
Sifat ilmu pendidikan diantaranya adalah ilmu pendidikan sebagai Ilmu Normatif dan ilmu pendidikan sebagai Ilmu Teoritis dan Praktis:
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Normatif
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan di dalam sewa pikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam satu system pendidikan yang biasa disebut Ilmu Mendidik Teoritis.
Terdapat hubungan antara ilmu mendidik teoritis, sistematis dan histories. Apa sajakah yang dapat disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori pendidikan maupun praktik pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik histories, akan tetapi ilmu mendidik histories juga memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara ilmu mendidik histories dan ilmu mendidik praktis. Seorang maha guru ilmu mendidik JM. Guning berkata : teori tanpa praktek adalah baik pada human cerdik cendikiawan dan praktek tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan penjahat – penjahat namun alangkah lebih sempurnanya ilmu pendidikan itu dilakukan dengan cara teori dan praktek secara bersama-sama.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan pemikiran yang teoritis , adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik- kritik sumbangan pemikiran dari para ahli/ orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan kritik saran dari orang lain, yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori.
sekian postingan ini, saya sadar bahwa dalam penulisan maupun penyusunan dari postingan ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu diharapkan partisipasinya baik berupa kritik maupun saran dari pembaca sekalian, guna kesempurnaan dari postingan ini,.....
pembaca juga dapat mem follow twetter saya di @habhibye
dan add juga fb nya,, Habiebie Mustofa OtObblliittzzeerr
Atau E-mail habiebiemustofa94@gmail.com
sekian,......